Beberapa tahun lalu, setiap kali dengar kata “fast boat ke Gili Trawangan”, yang terbayang di kepala gue cuma dua hal: kapal kecil yang goyang-goyang di tengah laut, dan turis bule yang heboh selfie sambil pakai kacamata hitam. Tapi setelah akhirnya gue nyoba sendiri, ternyata pengalaman naik fast boat itu nggak seseram yang gue bayangin. Malah, sekarang tiap kali ada temen nanya, “Bro, kalau mau ke Gili, naik apa yang paling cepet dan aman?” — gue bakal jawab mantap: naik fast boat.
Awalnya, gue skeptis banget. Soalnya ya, laut antara Bali dan Lombok itu terkenal punya gelombang yang kadang unpredictable. Tapi rasa penasaran gue lebih besar dari rasa takut. Akhirnya, suatu pagi gue bangun lebih cepat dari biasanya, jam 6 udah di Sanur. Angin laut masih lembut, aroma garamnya nyengat, dan matahari baru nongol malu-malu di ufuk timur.
Waktu itu gue pakai layanan fast boat ke Gili Trawangan yang udah direkomendasiin banyak orang. Tiketnya bisa dipesan online atau langsung di pelabuhan, tergantung lo mau sepraktis apa. Harga? Variatif, tergantung musim dan operator, tapi rata-rata di kisaran yang masih ramah di kantong buat wisatawan lokal.
Begitu kaki nginjek dermaga, suasananya udah beda. Ada suara petugas yang teriak nyebutin nama kapal, ada turis bule yang masih setengah ngantuk tapi udah bawa kopi di tangan, dan ada rombongan backpacker yang sibuk ngecek tiket. Gue pun duduk di tepi dermaga, ngeliatin kapal cepat itu—bodinya ramping, warnanya putih dengan tulisan besar di sampingnya. Dari luar aja udah kelihatan tangguh, kayak siap nembus ombak tanpa drama.

Setelah boarding, semua penumpang dikasih pelampung dan duduk sesuai nomor kursi. Di dalamnya sejuk, bersih, dan surprisingly nyaman. Beberapa kapal bahkan punya atap terbuka buat lo yang pengen duduk di luar sambil ngerasain angin laut langsung ke muka. Tapi jujur, kalau lo gampang mabuk laut, mending duduk di dalam aja. Karena begitu kapal mulai jalan… yah, ombaknya bisa bikin perut sedikit bergejolak.
Gue inget banget, waktu mesin mulai meraung dan kapal lepas dari dermaga, ada sensasi kayak naik roller coaster versi laut. Air muncrat ke udara, suara mesin menggema, dan di kejauhan, garis pantai Bali makin mengecil. Di situ gue baru sadar — ini bukan cuma perjalanan transportasi biasa. Ini kayak transisi dari satu dunia ke dunia lain.
Kurang lebih 1 jam 30 menit perjalanan. Tapi jujur, waktu terasa lebih cepat karena pemandangannya luar biasa. Laut biru tua berubah jadi toska, langit bersih tanpa awan, dan kadang lo bisa lihat siluet Gunung Agung di kejauhan. Beberapa kali, kapal juga ngelewatin gugusan pulau kecil yang cuma ditumbuhi beberapa pohon kelapa, seolah bilang, “Selamat datang di surga.”
Begitu kapal mulai mendekati Gili Trawangan, air lautnya berubah jadi transparan banget — sampai lo bisa lihat dasar lautnya dari atas kapal. Warnanya gradasi biru-kehijauan yang nggak bisa dilukis dengan kata-kata. Kapal pun perlahan berhenti di dekat dermaga kecil yang ramai tapi tetap terasa laid-back.
Begitu turun, lo bakal langsung disambut suasana tropis khas Gili: sepeda di mana-mana, deretan kafe pinggir pantai, dan suara debur ombak yang lembut. Nggak ada mobil, nggak ada motor. Yang ada cuma cidomo (semacam delman kecil) dan kaki lo sendiri. Rasanya kayak balik ke masa di mana waktu jalan lebih lambat dan hidup lebih ringan.
Tapi, biar pengalaman naik fast boat ke Gili Trawangan ini tetap nyaman, ada beberapa hal yang wajib lo siapin:
Pertama, datang lebih awal. Minimal 30 menit sebelum keberangkatan, karena check-in-nya mirip kayak di bandara mini. Kalau lo telat, kapal nggak bakal nungguin.
Kedua, bawa plastik kecil atau obat anti mabuk laut kalau lo sensitif sama gelombang. Laut Lombok itu cantik, tapi bisa goyang juga kalau lagi mood-nya jelek.
Ketiga, pastiin koper atau tas besar lo dilabelin dan disimpan di bagian kargo. Biasanya kru kapal udah paham banget cara ngatur barang biar aman dari cipratan air laut.
Keempat, jangan lupa bawa kamera — tapi yang anti air kalau bisa. Soalnya pemandangan sepanjang perjalanan sayang banget kalau cuma disimpan di ingatan.
Sekarang, setelah beberapa kali bolak-balik naik fast boat dari Bali ke Gili Trawangan, gue ngerti kenapa banyak orang bilang, “It’s not just a trip, it’s part of the experience.” Karena di laut itu, lo bukan cuma berpindah tempat. Lo kayak lagi pelan-pelan meninggalkan rutinitas, tekanan, dan semua hal yang berat — diganti sama aroma laut, suara angin, dan rasa tenang yang jarang lo temuin di kota.
Dan begitu sampai di Gili, lo cuma pengen satu hal: rebahan di tepi pantai sambil bilang ke diri sendiri, “Woy, ini hidup yang lo cari.”
Jadi, kalau lo lagi nyusun rencana liburan ke Lombok, jangan lupa mampir ke Gili Trawangan. Dan kalau mau perjalanan lo makin lancar dari bandara atau hotel ke pelabuhan, ya sewa mobil Lombok lepas kunci aja lewat Lombok Permata. Supirnya ramah, mobilnya bersih, dan lo nggak perlu ribet mikirin arah. Lo tinggal duduk manis, nikmatin jalanan Lombok yang cantik, lalu siap-siap buat petualangan laut paling memorable.
Karena, kadang yang bikin liburan berkesan bukan cuma destinasi akhirnya, tapi juga perjalanan menuju ke sana.
