Kunjungan Religi ke Makam Selaparang: Jejak Sejarah Lombok

Beberapa waktu lalu, gue iseng-iseng mampir ke sebuah tempat yang katanya sih penuh sejarah dan jadi salah satu destinasi religi paling ikonik di Lombok: Makam Selaparang.

Awalnya gue kira ini cuma makam biasa. Ya, cuma sekadar tempat bersejarah yang orang datengin buat doa lalu pulang. Tapi ternyata, pengalaman gue di sana tuh kayak ngebuka lembaran lama yang selama ini jarang gue sentuh.

Gue inget banget, waktu itu cuaca Lombok lagi adem. Langit biru bersih, awan tipis-tipis, dan udara di sekitar Makam Selaparang tuh kayak… beda gitu. Tenang. Damai. Gak kayak tempat wisata yang biasanya rame sama suara teriakan atau musik keras. Di sini, semua orang datang dengan niat yang dalam. Ada yang ziarah, ada yang sekadar pengen ngedengerin kisah sejarah.

Gue jalan pelan-pelan, sambil ngamatin suasana sekitar. Makamnya bersih, rapih, dan aura religiusnya tuh berasa banget. Yang bikin gue tertegun adalah cerita tentang kerajaan Selaparang, kerajaan besar di Lombok yang jadi cikal bakal sejarah pulau ini.

Gue mulai ngobrol sama penjaga makam. Ceritanya ngalir aja gitu, kayak temen lama. Beliau bilang, Makam Selaparang ini gak cuma tentang tempat peristirahatan raja dan keluarganya. Tapi juga tentang jejak perjuangan, tentang bagaimana nilai-nilai agama dan budaya ngebentuk masyarakat Lombok sampai sekarang.

Sambil dengerin, gue jadi mikir. Selama ini gue sering jalan-jalan ke pantai, ke gunung, tapi jarang banget gue mampir ke tempat-tempat yang punya nilai sejarah sedalam ini. Padahal, dari cerita-cerita kayak gini, kita bisa belajar tentang akar diri kita, tentang bagaimana orang dulu membangun pondasi yang sekarang kita nikmati.

Gue keliling pelan-pelan. Banyak peziarah yang duduk diam, ada yang baca doa, ada yang cuma memejamkan mata sambil meresapi suasana. Gue jadi sadar, kadang kita butuh berhenti sejenak, duduk di tempat sunyi, dan ngobrol sama diri sendiri.

Di momen itu, gue ngerasa kayak lagi “detox batin”. Pikiran gue jadi jernih. Bukan karena gue ngelakuin ritual aneh-aneh. Cuma… suasana di sana tuh membawa gue buat mikir lebih dalam. Tentang hidup, tentang perjalanan gue, tentang apa yang selama ini gue kejar.

Beberapa hal kecil juga bikin gue terenyuh. Gue liat anak kecil yang lagi bantuin ibunya nyiapin bunga tabur. Gue liat bapak-bapak yang dengan sabar bersihin area makam. Gue liat turis-turis yang datang bukan buat foto-foto, tapi beneran pengen paham budaya lokal.

Gue sempet ngobrol juga sama wisatawan lain yang ternyata udah keliling beberapa tempat religi di Lombok. Dia bilang, Makam Selaparang tuh punya vibe yang beda. Gak megah kayak masjid-masjid baru, tapi punya kedalaman yang susah dijelasin. Dan gue setuju banget.

Dari perjalanan ini, gue belajar satu hal: kadang kita terlalu sibuk ngejar tempat-tempat hits, tapi lupa kalau perjalanan yang paling berkesan justru yang ngajak kita balik ke akar.

Oh iya, kalau lo pengen ke sini, aksesnya juga gampang kok. Apalagi kalau lo sewa mobil lombok murah di Lombok Permata. Lo bisa atur waktu sendiri, bisa mampir ke spot-spot lain di sekitar Selaparang juga. Dan yang paling penting, lo bisa nikmatin perjalanan dengan lebih santai tanpa dikejar-kejar waktu.

Buat gue, perjalanan ke Makam Selaparang ini bukan cuma soal wisata religi. Tapi juga soal perjalanan mengenal diri sendiri. Kadang, tanpa kita sadari, tempat sunyi itu yang justru ngajarin kita tentang makna.

Jadi, kalau lo lagi di Lombok dan pengen ngerasain sisi lain pulau ini, coba deh sempetin mampir ke Makam Selaparang. Duduk sebentar, resapi suasananya, dan biarkan tempat ini cerita sendiri ke lo.

Karena mungkin, di tengah perjalanan itu, lo juga bakal nemuin bagian diri lo yang selama ini lo lupakan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *