Beberapa bulan lalu, gw diajak temen buat road trip ke Lombok.
Tujuan utamanya sebenernya sih pengen healing—yang artinya: jalan-jalan, foto-foto, makan enak, sambil pura-pura mikirin hidup 😄
Tapi dari semua tempat yang kita datengin, ada satu lokasi yang justru bikin gw diem.
Kayak… beneran diem. Gak banyak mikir, gak banyak cerita.
Desa Ende.
Sebuah desa adat kecil di Lombok Tengah. Gak jauh dari Bandara Internasional ZAM, tapi atmosfernya beda 180 derajat.
Di sana tuh, lo bakal ngerasa kayak mesin waktu beneran ada.
Orang-orangnya masih hidup dengan cara leluhur mereka. Rumah-rumah beratap ilalang, lantai dari tanah liat, dan mereka beneran masak pakai kayu bakar.
Waktu pertama kali masuk ke desa itu, gw disambut sama anak-anak kecil yang lari-larian sambil senyum.
Gw gak tau kenapa, tapi hati gw langsung adem.
Bukan karena tempatnya cantik (walau emang iya), tapi karena semuanya terasa… sederhana.
Sederhana tapi berkesan.
Kita bisa lihat ibu-ibu nenenin anak sambil nganyam, bapak-bapak ngobrol di berugak, dan para tetua duduk diam di bawah pohon.
Gw gak denger suara klakson, gak ada orang teriak-teriak, dan gak ada yang sibuk update story.
Itu momen di mana gw sadar:
Kadang yang kita butuhin bukan tempat mewah buat liburan.
Tapi tempat yang bisa bikin kita inget siapa diri kita sebelum sibuk jadi siapa-siapa.
Yang Bikin Desa Ende Spesial
Bukan cuma karena nuansanya yang kental adat, tapi juga karena lo bisa nyicip langsung cara hidup orang Sasak zaman dulu.
Mulai dari cara mereka bikin kain tenun, masak dengan tungku tradisional, sampai tarian perang-perangan “Presean” yang katanya sih buat ngukur seberapa jago lo nahan rasa sakit (untung gw gak ditantang).
Dan satu hal lagi yang gw gak nyangka:
Di balik kesederhanaan itu, mereka punya sistem sosial yang rapi.
Gak ada yang serakah. Gak ada yang pamer.
Kalau ada hasil panen, dibagi.
Kalau ada tamu kayak gw, disambut.
Mereka hidup dengan nilai, bukan sekadar gaya.
Tapi, Gimana Cara ke Sana?
Nah ini penting, bro.
Lombok itu indah, tapi transportasinya gak kayak Jakarta yang tinggal klik ojol terus cus.
Kalau lo mau ke tempat-tempat tersembunyi kayak Desa Ende—yang jalannya kadang naik-turun, kadang cuma bisa muat satu mobil—lo butuh kendaraan pribadi.
Saran gw?
Sewa mobil Lombok.
Kenapa?
Pertama, lo bebas.
Bebas milih rute, bebas berhenti di mana aja, dan bebas ngatur waktu sendiri.
Kedua, hemat energi.
Daripada lo naik angkot atau ojek dari satu desa ke desa lain (yang belum tentu nemu juga), mending lo sewa mobil dari awal.
Apalagi kalau lo sewa dari penyedia yang udah tau medan Lombok luar-dalam, kayak tim Lombok Permata.
Mobilnya bersih, supirnya ngerti lokasi (dan sabar banget walau gw gonta-ganti tujuan), plus bisa banget custom itinerary.
Mau ke pantai? Bisa.
Mau ke gunung? Hayuk.
Mau ke desa adat kayak Ende? Langsung gas.
Dan yang paling penting:
Perjalanan jadi bagian dari healing, bukan malah bikin stres.

Tips Nyaman Sewa Mobil di Lombok
- Booking dari Jauh Hari
Jangan dadakan. Apalagi pas musim liburan, mobil bisa ludes dalam sekejap.
- Pilih Sopir Lokal (kalau bisa)
Mereka lebih ngerti jalur alternatif, tempat makan tersembunyi, dan bisa bantu komunikasi kalau lo mampir ke desa adat.
- Tanya Asuransi dan Fasilitas
Ini bukan ribet, tapi preventif. Siapa tau kejadian gak enak, minimal lo udah prepare.
- Cek Unit Sebelum Berangkat
Tes AC, rem, kondisi ban, semua dicek dulu. Biar gak ada drama di jalan.
- Punya Playlist Sendiri
Karena jalanan di Lombok tuh panjang dan banyak pemandangan cakep, mending lo siapin musik yang cocok buat kontemplasi.
Dari pengalaman gw, lagu akustik atau chill vibes tuh cocok banget.
Akhirnya, Pulang dengan Hati Penuh
Gw balik dari Desa Ende bukan dengan koper penuh oleh-oleh.
Tapi dengan batin yang lebih ringan.
Gw gak tau sih apakah semua orang akan punya pengalaman yang sama.
Tapi satu hal yang pasti:
Kalau lo nyari tempat yang bisa bikin lo diem dan mikir,
“Ini hidup yang gue cari dari dulu,”
Desa Ende bisa jadi jawabannya.
Dan percaya deh…
Perjalanan ke tempat kayak gitu bukan tentang seberapa jauh lo melangkah,
Tapi seberapa dalam lo bisa ngerasa.
Makanya, pastiin transportasi lo nyaman.
Karena di Lombok, perjalanan bukan cuma menuju tempat,
Tapi juga kembali ke hati yang lebih jernih.
Kalau lo udah siap untuk eksplor sisi otentik dari Lombok,
Desa Ende nunggu.
Dan mobil?
Tenang. Biar Lombok Permata yang urus.
Lo tinggal duduk manis,
Liat sawah, denger jangkrik,
Dan… pulang dengan hati yang lebih sunyi.
Karena ternyata…
Di balik adat,
Ada cara pulang paling manusiawi.