Beberapa bulan terakhir ini, gue sering ngerasa… pengin kabur.
Bukan kabur dari tanggung jawab, tapi lebih ke kabur dari riweuh-nya hidup kota. Deadline yang ngebut, notifikasi gak ada henti, dan kadang… obrolan yang terlalu bising padahal gak ada maknanya.
Lalu suatu hari, gue scroll foto-foto lama, dan nemu satu momen:
Gue duduk di atas pasir putih, di pinggir pantai yang gak banyak orang. Angin sepoi-sepoi, suara laut nyapu kaki pelan-pelan, dan di kejauhan ada perahu nelayan ngambang santai.
Itu di Sekotong, Lombok Barat.
Dan gue langsung mikir:
“Ini sih harus gue rekomendasiin ke lo semua yang pengin healing seharian… tanpa drama.”
Kenapa Sekotong?
Karena Sekotong itu… underrated.
Banyak orang mikir Lombok cuma Gili Trawangan, Kuta Mandalika, atau Senggigi. Padahal, Sekotong itu semacam tempat rahasia yang belum banyak orang tau.
Pantainya bersih, airnya bening, dan vibe-nya damai banget.
Gue inget waktu pertama kali ke sana, supir dari Lombok Permata nyapa gue dengan senyum sabar. Mobilnya dingin, bersih, dan gak ada tuh tuh drama “masih OTW isi bensin dulu ya, kak.”
Dan sejak itu, gue tau: kalau mau trip ke Sekotong full day, harus bareng mereka.
Apa Aja yang Lo Dapet di Paket Sekotong Full Day?
Paket ini sebenernya bukan sekadar “jalan-jalan” doang. Ini kayak hari libur lo dikemas dalam bentuk pengalaman yang slow living banget.
- Jemput Langsung dari Hotel
Pagi-pagi, sekitar jam 8, supir dari Lombok Permata udah standby depan hotel. Gak ada yang ngeburu-buru, gak ada klakson-klakson. Semua serba tenang.
Dan yang paling gue suka:
Mereka gak banyak tanya. Tapi kalau lo pengin ngobrol soal budaya lokal, pantai tersembunyi, atau bahkan warung makan terenak di desa—mereka bisa jadi pemandu yang seru.
- Pantai Elak-Elak
Stop pertama biasanya Pantai Elak-Elak.
Namanya emang lucu, tapi view-nya gak main-main. Pantai ini ibarat surga kecil yang gak banyak di-post di Instagram.
Lo bisa rebahan di pasir putihnya, duduk di bawah pohon sambil denger lagu pelan dari speaker portable, atau main air berdua sama pasangan lo—tanpa takut diliatin turis ramean. - Gili Nanggu, Sudak, dan Kedis
Trio Gili ini juara sih.
Dari dermaga kecil, lo naik boat yang udah disiapin.
Gili Nanggu? Cocok buat snorkeling karena karangnya masih perawan.
Gili Sudak? Tempat yang pas buat makan siang sambil kaki nyelup di air.
Dan Gili Kedis? Pulau kecil segede lapangan basket yang kerasa kayak punya lo berdua doang.

Gue inget banget waktu di Gili Kedis, gue diem aja di atas pasir, ngerasain angin, liat awan gerak pelan. Dan buat pertama kalinya dalam berbulan-bulan… gue gak mikir apa-apa.
Kenapa Harus Pakai Sewa Mobil Lombok Permata?
Nah, ini bukan bagian jualan. Tapi real talk aja.
Gue udah beberapa kali sewa mobil lombok bandara di tempat lain. Ada yang AC-nya panas, ada yang supirnya nyetir kayak lagi kejar setoran, dan ada juga yang rute-nya cuma mentingin “biar cepet balik.”
Tapi beda banget waktu pake Lombok Permata.
Mereka ngerti bahwa liburan itu bukan maraton.
Bukan soal seberapa banyak tempat yang dikunjungi, tapi seberapa banyak momen hening yang bisa dinikmati.
Dan yang lebih penting, mereka fleksibel. Mau stop di warung kelapa muda pinggir jalan? Boleh. Mau muter balik karena liat pantai cantik di tikungan? Gampang.
Supir mereka gak ngeluh. Karena mereka paham: some detours are worth it.
Makan Siang Lokal yang Gak Gimmick
Di tengah tour, biasanya lo akan dibawa ke warung lokal yang… biasa aja tampilannya, tapi masakannya kayak peluk hangat dari Ibu.
Nasi hangat, ikan bakar segar, sambal lombok ijo, dan plecing kangkung.
Gue masih inget rasanya—karena itu bukan sekadar makan. Tapi pengalaman.
Balik ke Hotel, Tapi Hati Masih Di Sekotong
Menjelang sore, lo akan diantar balik ke hotel. Jalanan udah mulai sepi, langit berubah warna, dan di dalam mobil lo mungkin akan ketiduran karena lelah—tapi puas.
Dan ketika lo nyampe hotel, buka pintu kamar, taruh tas, dan duduk sebentar di kasur… lo akan ngerasa:
“Gue udah full hari ini. Tapi bukan capek. Lebih ke… kenyang secara batin.”
Lo Gak Butuh Banyak Buat Bahagia
Kadang kita mikir liburan itu harus ke tempat mahal, naik helikopter, makan di resto bintang lima, dan posting 30 story sehari.
Padahal, bahagia itu bisa lo temuin di boat kecil yang goyang pelan, di pulau yang cuma lo dan langit, dan di supir yang tahu kapan harus diam dan kapan harus cerita.
Sekotong bukan tempat yang ramai. Tapi justru di situlah, hati lo bisa istirahat.
Kalau lo lagi nyari paket tour yang bukan cuma “mengisi waktu,” tapi “mengisi hati,”
gue saranin banget ambil Paket Tour Sekotong Full Day bareng Lombok Permata.
Karena kadang, yang kita butuhin cuma:
laut yang jujur, angin yang lembut, dan perjalanan yang gak buru-buru.