Beberapa waktu lalu, gw sempat kepikiran…
Kenapa sih banyak orang bilang perjalanan spiritual itu bikin hati adem? Apa karena doanya, suasananya, atau karena tempatnya emang punya energi sendiri?
Penasaran, akhirnya gw nyobain satu spot di Lombok yang katanya bukan cuma indah tapi juga sakral: Pura Puncak Gunung Tunak. Tempat ini bukan sekadar pura biasa, tapi berdiri di atas tebing dengan panorama laut biru yang nyaris tanpa batas. Jadi kebayang kan, nuansa religius bercampur dengan lanskap yang bikin mata speechless.
Awalnya, gw kira perjalanan ke sana bakal biasa aja. Ya namanya juga pura di atas bukit, paling jalan menanjak, ketemu tangga, lalu selesai. Tapi ternyata, perjalanan ke Gunung Tunak ini punya rasa lain.
Bayangin: jalanan meliuk, kiri kanan masih asri, dan sesekali lo bakal lihat pantulan cahaya laut yang ngintip dari sela pepohonan. Kayak reminder kecil: “Hei, hidup itu luas, jangan terjebak di masalah kecil doang.”
Sampai di area parkir, gw langsung ngerasa: suasana di sini beda. Tenang. Angin laut bercampur aroma tanah basah, bikin hati pelan-pelan turun tensinya. Gw sadar, mungkin inilah alasan kenapa banyak orang suka cari spot religi di alam terbuka. Karena kadang kita butuh suasana yang lebih luas daripada kamar sempit buat ngobrol sama diri sendiri… dan sama Yang Maha Kuasa.
Pura Puncak Gunung Tunak sendiri berdiri sederhana, gak mewah, tapi punya aura yang bikin lo refleksi. Dari sini, lo bisa lihat garis horizon yang panjang. Laut dan langit ketemu, tapi gak pernah benar-benar bersatu. Dan itu bikin gw mikir: hidup kita tuh kayak horizon juga, kadang keliatan nyatu, padahal tetap punya jarak. Ada hal-hal yang cuma bisa kita lihat, tapi gak bisa kita genggam.
Banyak orang datang untuk sembahyang, bawa dupa, bawa sesajen, tapi ada juga yang sekadar duduk diam, menikmati angin. Gw pribadi gak bawa ritual apapun, cuma bawa hati yang lagi butuh tenang. Dan ternyata cukup. Karena doa itu, menurut gw, gak selalu harus ribet. Kadang cukup dengan diam, tarik napas, lalu biarkan hati ngobrol dengan Tuhan.

Tapi perjalanan ke sini gak melulu soal religi. Buat yang suka wisata alam, Gunung Tunak ini punya “bonus” panorama. Dari puncaknya, lo bakal lihat pemandangan laut selatan Lombok yang liar dan jujur. Ombaknya gede, karang-karangnya kokoh, dan suara deburnya kayak musik alam yang tanpa henti. Gw sempat bengong beberapa menit, ngerasa kecil di hadapan luasnya semesta.
Ada momen lucu juga. Pas gw lagi serius duduk, tiba-tiba ada monyet lewat sambil nyolong plastik bekas minuman orang. Semua orang ketawa. Gw jadi mikir, bahkan di tempat suci pun, hidup tetap butuh humor. Karena serius terus juga capek, kan?
Yang menarik, perjalanan ke Pura Puncak Gunung Tunak ini bikin gw belajar tentang keseimbangan. Di satu sisi ada sisi religius: tempat suci, doa, keheningan. Di sisi lain, ada alam yang ganas tapi indah: laut yang tak henti bergerak, angin yang kencang, karang yang tegak berdiri. Kayak pesan tersembunyi: hidup itu memang selalu tarik ulur antara diam dan bergerak, antara tenang dan bergejolak.
Banyak orang datang ke sini bukan cuma buat sembahyang, tapi juga buat recharge energi. Dan gw bisa ngerti kenapa. Karena begitu lo turun lagi, ada rasa ringan. Bukan karena masalah lo hilang, tapi karena hati lo lebih siap ngadepin itu semua.
Buat lo yang lagi cari pengalaman beda di Lombok, gw saranin coba datang ke sini. Dan kalau lo mau lebih santai, gak perlu repot mikirin transportasi, penyedia sewa mobil di Lombok bisa jadi pilihan paling nyaman. Jalanan menuju Gunung Tunak lumayan berliku, jadi punya kendaraan yang fleksibel itu ngebantu banget. Lo bisa atur ritme perjalanan, berhenti kapan aja buat foto atau sekadar ngopi pinggir jalan. Karena kadang, perjalanan itu bukan cuma soal tujuan, tapi juga soal momen-momen kecil di tengah jalan.
Akhirnya, setelah pulang dari Pura Puncak Gunung Tunak, gw ngerasa ada sesuatu yang berubah. Hati lebih kalem, pikiran lebih jernih. Mungkin gak drastis, tapi cukup buat bikin gw sadar: kita semua butuh jeda. Butuh berhenti sejenak, biar bisa ngelihat hidup dari sudut pandang yang lebih luas.
Dan buat gw, perjalanan ke sini bukan cuma soal wisata religi atau panorama alam. Tapi soal belajar, bahwa kadang kita harus naik ke puncak dulu, buat sadar betapa indahnya perjalanan ke dalam diri sendiri.
Pura Puncak Gunung Tunak bukan sekadar destinasi religi di Lombok, tapi juga ruang refleksi dan tempat untuk merasakan keindahan alam yang mentah dan jujur. Kalau lo lagi nyari perjalanan yang bisa kasih ketenangan batin sekaligus suguhan panorama luar biasa, tempat ini wajib masuk daftar lo. Karena di sini, lo gak cuma jalan ke puncak gunung, tapi juga jalan menuju hati yang lebih damai.