Gue pernah mikir, apa sih yang bikin seseorang jatuh cinta sama satu tempat?
Apakah karena pemandangannya yang indah? Suasananya yang tenang? Atau… mungkin karena tempat itu berhasil bikin kita diem, nunduk, dan bilang dalam hati, “Wah… ini sih bukan cuma indah, ini magis.”
Dan itu yang gue rasain waktu pertama kali nginjekin kaki di Pantai Pink, Lombok.
Ya, Pantai Pink. Bukan sekadar branding, bukan juga pantai yang diwarnain pake filter Instagram. Ini beneran pantai dengan pasir warna merah muda. Real. Tanpa editan, tanpa karpet, tanpa rekayasa.
Awalnya gue skeptis. “Masa sih ada pantai warna pink beneran?” Tapi begitu perahu mulai mendekat ke bibir pantai, sinar matahari nyorot ke pasir yang nyaru antara putih pucat dan merah muda samar, gue cuma bisa bengong.
Pasirnya tuh… lain.
Gak Sekadar Pantai, Ini Pengalaman
Gue sadar, yang bikin Pantai Pink beda itu bukan cuma warnanya. Tapi juga caranya bikin kita merasa… kecil.
Bayangin lo duduk di atas pasir pink yang halus, dikelilingi tebing karang yang kokoh, angin laut sepoi-sepoi, dan laut yang gradasinya bikin iri lukisan. Biru bening di pinggir, makin ke tengah berubah jadi toska, lalu biru tua yang dalam.
Dan lo diem.
Gak mau scrolling hape.
Gak pengen update story.
Lo cuma… ngerasain.
Di situ lo sadar, Pantai Pink bukan cuma tempat wisata. Dia semacam ruang jeda, buat kita yang terlalu sering hidup di antara deadline dan sinyal 4G.
Tapi, Kenapa Bisa Pink?
Oke, mari kita masuk dikit ke sainsnya.
Warna pink ini muncul karena campuran pasir putih dan pecahan karang merah (Foraminifera). Pas pecahan itu hancur dan tercampur dengan pasir putih, hasilnya jadi semburat merah muda yang khas.
Tapi, lo juga harus tau: warnanya gak selalu sama.
Kadang lebih pink, kadang lebih samar, tergantung pantulan cahaya dan kelembapan pasir. Makanya, waktu terbaik buat nikmatin warna ini itu pagi atau sore hari. Saat cahaya matahari miring dan warna pasir jadi lebih kelihatan nyata.

Jalan ke Sana? Gak Mudah, Tapi Worth It
Gue kasih tau dulu dari awal: perjalanan ke Pantai Pink gak segampang itu, Ferguso.
Lo bisa lewat jalur darat pakai mobil sewaan—kayak dari layanan Lombok Permata, misalnya—terus nyambung lewat perahu dari Pelabuhan Tanjung Luar atau Teluk Ekas.
Dan ya, medannya gak semua mulus.
Kadang jalanannya berbatu, kadang harus naik turun tanjakan kecil. Tapi entah kenapa, justru itu yang bikin pengalaman makin berkesan.
Gue ngerasa, keindahan Pantai Pink emang gak dikasih gratis. Lo mesti usaha dikit. Tapi begitu nyampe… lo ngerti kenapa semua perjuangan itu pantas.
Bukan Sekadar Liburan, Tapi Pembersihan
Jujur aja, waktu duduk sendiri di sana, gue malah jadi mikir yang gak-gak.
Kayak misalnya…
Berapa banyak hal dalam hidup yang gue kejar mati-matian, padahal sebenernya yang gue butuhin cuma duduk tenang, tarik napas panjang, dan liat laut.
Pantai Pink tuh punya vibe yang… damai.
Lo gak harus sibuk ngatur pose buat foto. Gak ada suara klakson. Gak ada notifikasi.
Yang ada cuma suara ombak, semilir angin, dan detak jantung lo sendiri yang akhirnya kedengeran lagi.
Gue bahkan sempat rebahan di pasirnya sambil merem.
Dan tau gak? Di situ gue ngerasa bersih.
Bukan bersih fisik doang, tapi mental juga kayak dibilas pelan-pelan.
Kapan Terakhir Kali Lo Ngerasa Tenang?
Serius deh, banyak dari kita yang udah lupa caranya diem.
Saking kebiasaan ngebut di hidup, kita jadi gak peka lagi sama momen-momen kecil.
Tapi Pantai Pink ngajarin gue satu hal penting:
Kalau hidup terasa berat, mungkin karena lo terlalu sering lari.
Coba deh berhenti sebentar. Liat laut.
Denger suara angin.
Rasain pasir pink yang halus banget di telapak kaki.
Itu bukan cuma pantai.
Itu reminder, bahwa hidup gak harus selalu keras.
Kenapa Harus Bareng Lombok Permata?
Nah, kalau lo pengen ke sana dan gak mau ribet mikirin rute, bensin, atau nyasar, ya tinggal hubungi Rental Mobil Lombok Permata.
Gue udah coba layanan sewa mobil mereka—dan jujur aja, drivernya bukan cuma tahu rute, tapi juga tahu cerita. Lo gak cuma diantar, lo juga diceritain legenda, sejarah lokal, sampai spot hidden gem yang gak ada di Google Maps.
Dan buat destinasi kayak Pantai Pink, yang jalannya gak biasa dan butuh kendaraan yang prima, trust me, penting banget buat sewa mobil yang bener dan nyaman.
Akhir Kata…
Pantai Pink itu bukan sekadar destinasi wisata.
Dia adalah pengingat, bahwa keindahan sejati seringkali tersembunyi di tempat-tempat yang gak gampang dicapai.
Tapi justru karena gak gampang, dia jadi lebih berharga.
Jadi, kalau suatu hari lo ngerasa hidup lo butuh jeda, bukan pelarian…
Coba dateng ke sini.
Bawa badan lo, bawa hati lo.
Dan biarin Pantai Pink ngingetin lo:
Kadang, yang kita cari itu bukan tempat baru.
Tapi cara baru buat ngerasain tenang.
