Gue masih inget banget, pertama kali nginjekin kaki di Lombok, semangat gue tuh 11:12 sama anak kecil baru dibeliin mainan.
Pantai cantik, langit biru, dan udara yang bersih—bikin hati serasa disedot ke dimensi lain. Tapi ada satu hal yang waktu itu gue gak nyangka bakal jadi turning point kecil dalam perjalanan gue: kunjungan ke Pura Lingsar.
Awalnya gue pikir, “Ya udah sih, kayak ke candi aja, jalan-jalan, foto-foto, pulang.”
Ternyata enggak, men. Itu bukan cuma tempat wisata. Itu tempat sakral.
Dan di sana, gue ngerasa… kecil banget. Bukan karena tempatnya megah, tapi karena ada sesuatu yang nggak kelihatan tapi kerasa banget: energi tenang yang penuh hormat.
Waktu itu gue pakai tanktop, celana pendek, dan sandal jepit.
Klasik banget outfit anak liburan. Tapi begitu mau masuk area suci, petugas di sana nyamperin gue dengan sopan, lalu ngasih kain panjang buat nutupin kaki dan selendang buat dipake di pinggang.
“Ini namanya kain kamben dan selendang saput. Wajib dipakai sebelum masuk ke pura,” katanya.
Gue langsung nyadar. Ini bukan tentang gaya. Ini tentang sikap.
Lombok Bukan Sekadar Pantai
Banyak orang taunya Lombok itu ya Gili Trawangan, pantai Senggigi, sama bukit Merese. Tapi Lombok itu punya sisi spiritual yang dalam banget—dari pura Hindu, masjid tua, sampe tempat-tempat yang dianggap keramat sama masyarakat Sasak.
Dan tiap kali kita masuk ke tempat suci, entah itu Pura Batu Bolong, Masjid Bayan Beleq, atau makam keramat di Sade, kita nggak cuma masuk sebagai turis.
Kita masuk sebagai tamu.
Dan seperti halnya masuk ke rumah orang, ada etika yang harus dijaga.
Salah satunya, soal cara berpakaian.
Jadi, Sebenernya Gimana Sih Etika Berpakaian yang Bener?
Gak ribet kok, serius. Tapi harus disiapin dan dipahami, apalagi kalau lo emang niat explore sisi budaya dan spiritual Lombok.
- Tutupi bahu dan lutut
Ini standar dasar banget. Lengan pendek oke, tapi hindari tanktop atau baju ketat. Celana atau rok selutut ke bawah itu ideal. Jangan pakai hotpants, ya. Itu bukan festival musik. - Pakai kain kamben (kain panjang)
Biasanya disediakan di lokasi, tapi akan lebih sopan kalau lo bawa sendiri. Bisa pakai sarung juga. Fungsinya bukan buat gaya-gayaan, tapi simbol penghormatan. - Selendang di pinggang
Ini semacam penanda bahwa lo “siap” masuk ke area sakral. Di banyak tradisi Bali dan Lombok, selendang juga dipercaya sebagai pengikat energi agar tetap netral. - Jangan pakai baju hitam atau merah mencolok
Warna-warna ini sering diasosiasikan dengan hal-hal tertentu dalam kepercayaan setempat. Pilih warna netral dan lembut. - Lepas topi, kacamata hitam, dan alas kaki (kalau diminta)
Beberapa tempat suci mewajibkan pengunjung untuk melepas alas kaki. Ini bukan soal kebersihan doang, tapi bentuk kerendahan hati.
Gak Cuma Soal Baju
Gue belajar satu hal penting waktu ngobrol sama Pak Gede, seorang penjaga pura di Lombok Timur.
Dia bilang, “Pakaian itu simbol. Tapi yang lebih penting, niatnya.”
Kadang ada orang yang pakai lengkap, tapi masuk ke tempat suci sambil nyalain musik, ketawa keras-keras, atau foto-foto sambil gaya lebay.
Ya, itu sih sama aja kayak pakai jas ke kondangan, tapi nyelonong duluan pas buffet dibuka.

Hormat Itu Bahasa Universal
Yang bikin gue makin respect sama budaya Lombok adalah bagaimana mereka memperlakukan tamu.
Gak ada yang galak. Gak ada yang nyolot. Tapi mereka tetap tegas dan lembut dalam menjaga aturan.
Dan sebagai penyedia layanan sewa mobil Lombok bandara, kita juga punya tanggung jawab.
Gue dan tim di Lombok Permata selalu ingetin tamu kami tentang etika dasar ini sebelum mereka pergi ke tempat suci.
Kadang kita juga siapin kain kamben dan selendang di mobil, biar mereka gak perlu repot nyari.
Karena kita percaya, wisata itu gak cuma tentang lihat pemandangan—tapi juga belajar jadi manusia yang lebih peka dan hormat terhadap budaya setempat.
Menutup Perjalanan dengan Hati Ringan
Setelah beberapa kali ikut tamu ke tempat-tempat suci di Lombok, gue jadi makin ngerti.
Rasa damai yang mereka cari di sana bukan datang dari view atau arsitektur doang. Tapi dari rasa hormat dan sikap yang tulus.
Dan kadang, ketenangan itu hadir justru saat kita bisa tunduk sejenak, bukan dalam arti kalah, tapi dalam makna yang lebih dalam:
mengakui bahwa kita cuma bagian kecil dari dunia yang luas dan penuh makna ini.
Jadi, kalau lo udah sampai di Lombok dan punya kesempatan untuk masuk ke tempat suci…
Berpakaianlah dengan hormat.
Bukan karena takut dilarang masuk, tapi karena lo ngerti—tempat itu bukan cuma tanah, tapi ruang spiritual yang dijaga oleh generasi demi generasi.
Dan percayalah, saat lo masuk dengan sikap yang tepat,
apa pun agama lo,
lo akan merasakan sesuatu yang gak bisa dijelasin dengan kata-kata.
Sesuatu yang…
sunyi.
Tapi menenangkan.
Ditulis oleh: Tim Lombok Permata – Sewa Mobil Lombok & Rental Mobil Terpercaya
Temani perjalananmu, bukan cuma ke tempat-tempat indah, tapi juga ke ruang-ruang batin yang penuh
