Beberapa minggu terakhir ini gue sempat bingung sendiri…
Kenapa ya, pikiran gue jadi makin penuh? Banyak hal yang gue pikir penting, ternyata cuma bikin kepala cenat-cenut. Sampai akhirnya gue mikir, “Mungkin gue butuh tempat yang tenang, tapi gak terlalu jauh.”
Dari obrolan random sama ChatGPT, baca-baca travel blog, sampe denger cerita YouTube—semua ngarah ke satu tempat yang katanya underrated banget: Air Terjun Gawah Beleq di Lombok Barat. Bisa dijangkau gampang dari Senggigi, dan jalurnya masih asli banget.
Kisah Awal Kenalan
Pertama kali denger namanya, gue mikir ini air terjun besar macam Madakaripura atau Tiu Teja. Ternyata… beda. Gawah Beleq itu lebih kecil, tapi justru unik karena punya kolam-kolam bertingkat alami. Jadi airnya turun dari tebing hingga membentuk cekungan kecil—mirip tingkatan tangga alam.
Gue ingat pas itu gue sewa mobil di lombok harian lewat Lombok Permata. Mobilnya masih baru, supirnya ramah dan fleksibel. Dan yang paling penting: mereka ngerti kalau gue suka berhenti kapan aja buat ambil foto, napas, atau sekadar duduk menikmati pemandangan.
Perjalanan ke Lokasi
Jalan menuju Gawah Beleq mulai dari kawasan Batu Layar, masuk ke desa kecil yang tenang. Sampai parkiran, baru gue mulai trekking ringan—jalan setapak tanah, bebatuan kecil, tapi gak terlalu menukik. Cocok banget buat keluarga atau yang nggak mau pakai sepatu hiking berat.
Dari langkah pertama itu udah kerasa beda. Udara pagi disertai suara burung, suara daun yang gesek-gesekan sama angin kecil. Gak ada suara mesin, gak ada plang neon—cuma alam yang berbisik pelan.
Kolam Bertingkat yang Bikin Kagum
Setelah kurang lebih 15 menit trekking santai, tiba-tiba lahir pemandangan yang bikin gue berhenti. Ada tebing karang rendah, dan air terjun kecil yang jernih banget—jatuh pelan ke dasar kolam paling atas. Dari situ, airnya mengalir lagi ke kolam kedua, ketiga… hingga tiga tingkatan dengan ukuran agak bervariasi.
Gue duduk di batu dekat kolam pertama, langsung celupin kaki. Dingin? Banget. Segar? Udah pasti. Rasanya kayak tubuh gue di-reset pelan-pelan. Gue tutup mata, tarik napas panjang, dan bilang ke diri sendiri, “Ini yang gue butuh.”
Kolam-kolam itu dangkal, aman buat anak-anak main cipratan air. Banyak keluarga lokal bawa tikar dan makanan ringan. Tapi tetap santai—gak ada kegiatan penuh drama. Semuanya enjoy.
Healing Tanpa Drama
Kalau dulu gue berpikir healing itu harus berusaha ngilangin semua stres dalam satu sesi trip mahal, sekarang… gue mulai paham: healing bisa sesederhana ini.
Di Gawah Beleq, alamnya polos dan gak repot. Gak perlu musik elektropop atau feed Instagram viral. Yang ada cuma air jatuh, dedaunan hijau, dan suara alam yang murni.
Pas gue lagi duduk, ada satu anak kecil yang nangkep ikan kecil di kolam bawah sambil teriak senang, dan ada bapak-bapak yang diem baca buku sambil dengar gemericik air. Gue senyum sendiri, sambil mikir: “Healing itu kayak ini—bisa hati tenang tanpa harus usaha terlalu keras.”

Tips Santai ke Gawah Beleq
Kalau lo pengin ke sana juga, sini gue share beberapa tips yang gue kumpulin:
- Datang pagi atau sore hari, biar udara adem dan kolamnya tenang.
- Pakai sandal yang kuat atau sepatu trekking ringan, jalurnya tanah tapi licin kalau habis hujan.
- Didengar ada kolam bertingkat tiga, jadi bisa eksplor sedikit saja.
- Bawa makanan ringan dan air minum sendiri, karena lokasi belum ada warung.
- Sewa mobil via Lombok Permata bisa ngebantu banget. Mereka nganter gak cuma ke lokasi, tapi juga tahan kalau lo mau berhenti di spot lain di Lombok Barat.
Alam yang Mengundang Refleksi
Pulang dari tempat itu, gue rasanya bawa pulang lebih dari tiket masuk. Gue bawa ketenangan kecil. Gue bawa rasa cukup yang tiba-tiba nongol dari tempat yang gak heboh tapi haus dihargai.
Gue sadar kalau Gawah Beleq bukan destinasi viral. Tapi justru karena itu, dia gak pernah keburu-buru. Dia cukup jadi dirinya sendiri… mengalir, pelan, jujur.
Dan menurut gue itu nilai yang sering kita lupa di kehidupan yang serba cepat. Sebaliknya, tempat kayak Gawah Beleq ngajarin kita kalau jeda kecil pun punya nilai besar.
Kalau lo pernah merasa capek dengan dunia yang penuh lampu sorot, coba pergi ke tempat yang gak butuh lampu spotlight. Cukup rayakan gemericik air, dedaunan, dan kolam kecil yang alami.
Air Terjun Gawah Beleq mungkin kecil, tapi hadiah yang dia kasih… besar. Bukan soal pengakuan, tapi soal ruang pelan bagi hati kita untuk hati-hati bicara lagi sama diri sendiri.
Dan kalau lo butuh kendaraan yang nyaman dan siap antar-jemput ke spot spots kayak gini, Lombok Permata udah siap sedia. Praktek aja… appetizer healing-nya dimulai dari mobil yang lo pilih, lanjut ke alam yang jujur.