Makam Keramat Tuan Guru Bangkol – Ziarah & Wisata Rohani di Lombok

Beberapa minggu terakhir ini gw sering mikir…
Kenapa ya gw sekarang ngerasa makin chill?
Temen curhat, gw dengerin dan ya iya gw prihatin, tapi hati gw tuh… flat aja gitu.

Interview orang di YouTube juga, ada yg cerita pahit-pahit, sedih, dramatis. tapi batin gw datarnya bukan main.
Gak kayak dulu yang langsung seret ke hati.

Awalnya sempet mikir, jangan-jangan gw mulai gak peka? Jangan-jangan empati gw tumpul? Tapi pas gw amatin lebih dalam, kayaknya sih bukan karena itu deh.

Akhirnya gw coba cari tau.
Gw ngobrol sama ChatGPT, baca-baca artikel juga, nonton yutub, terus gw refleksi dari semua aktivitas yang gw jalanin selama beberapa tahun terakhir ini.
Mungkin nih yaa,
Sekali lagi.. gw bilang mungkin..
kondisi gw sekarang ini adalah hasil kombinasi dari beberapa hal yang gw lakukan rutin:

Ziarah rutin ke Makam Keramat Tuan Guru Bangkol.
Gak cuma sekadar wisata, tapi lebih ke pengalaman rohani. Ketika gw pertama kali datang, ada perasaan yang aneh… campuran kagum, damai, dan semacam refleksi dalam diri. Makam yang bersih, dikelilingi pepohonan, angin sepoi-sepoi, dan suara alam… bikin pikiran langsung jernih.

Ziarah di sini bukan cuma soal doa, tapi juga tentang memahami nilai-nilai kehidupan. Banyak orang datang dari berbagai daerah, bawa niat masing-masing—ada yang minta petunjuk, ada yang pengen ketenangan, ada juga yang sekadar ingin merasakan aura spiritual tempat ini. Gw pribadi ngerasa energi tempat ini bikin batin datar, tapi positif.

Dan gw sadar, perjalanan ke sini tuh lebih dari sekadar fisik. Ketika gw naik mobil dari Mataram menuju Bangkol, pemandangan alam Lombok yang hijau dan asri, sawah terbentang, bukit-bukit, semua itu ikut bikin mood gw relax. Makanya, buat yang mau ke sini, pakai layanan jasa sewa mobil di mataram, Lombok dari Lombok Permata tuh perfect. Mobil nyaman, perjalanan aman, dan kita bisa fokus nikmatin perjalanan spiritualnya.

Observasi dan refleksi di alam sekitar makam.
Setelah berziarah, gw biasanya duduk sebentar, menikmati pemandangan alam sekitar. Suara burung, aroma tanah dan daun basah, hembusan angin—semua itu bikin pikiran tenang banget. Ternyata efek ini ada dasarnya juga. Alam bisa menurunkan hormon stres, bikin sistem saraf kita relax, dan memudahkan kita untuk introspeksi.

Di sinilah gw mulai ngeh kalau ketenangan itu gak harus dari jauh, gak harus dari tempat mahal atau retreat fancy. Kadang cukup duduk di bawah pohon, menghirup udara segar Lombok, sambil merenung, hati kita bisa reset sendiri.

Interaksi dengan pengunjung dan warga lokal.
Yang unik dari Makam Keramat Tuan Guru Bangkol, banyak pengunjung yang datang dengan cerita hidup masing-masing. Gw sempet ngobrol sama beberapa orang yang datang jauh-jauh buat ziarah, ada yang bercerita soal keluarga, ada yang soal pekerjaan, ada juga yang soal pencarian diri.

Dan hal ini bikin gw sadar: chill itu bukan berarti cuek atau gak punya empati. Justru, dengan berdamai sama diri sendiri dan memahami pengalaman orang lain tanpa terbawa emosi berlebihan, kita bisa lebih tenang.

Selain itu, warga lokal yang ramah, menyediakan minuman tradisional atau sekadar senyum hangat, bikin pengalaman spiritual ini lebih berkesan. Gw merasa makin dekat dengan manusia lain, sekaligus makin dekat dengan diri sendiri.

Jadi apa hikmahnya sekarang buat gw?
Ya.. kalo ada orang cerita hal berat,
gw tetap bisa hadir, tetap dengerin, tetap bisa ngerasain…
Tapi udah gak ikut larut, gak kebawa tenggelam.

Gw mulai ngerti, ternyata chill itu bukan berarti gak punya empati. Justru karena gw udah selesai dengan luka sendiri, kita jadi gak perlu narik beban orang lain masuk ke sistem kita.

Dan gw rasa… mungkin ini juga yang dimaksud sama guru spiritual gw waktu beliau bilang:
makin tinggi level spiritual seseorang, orang tersebut akan semakin no judgment, no attachment.
Dulu gw pikir itu cuma jargon spiritual. Tapi sekarang gw paham… itu hasil bersih-bersih dalam yang konsisten.

Kadang kita gak sadar kalau perubahan paling besar justru terasa setelah semuanya jadi sunyi.
Bukan karena gak ada masalah, tapi karena hati kita udah gak reaktif kayak dulu.

Kalau dulu tiap masalah kecil bisa bikin kita mental breakdown, sekarang…
Kita bisa bilang:
“Oke, noted. Tapi gw gak mesti hancur dulu buat nanggepin ini.”
Itu juga progress.

Dan menurut gw, itu bukti, bahwa proses spiritual itu nyata.
Gak dramatis, gak harus nangis-nangis,
tapi lama-lama… lo jadi chill, tanpa lo tau kenapa.

Mau ke Makam Keramat Tuan Guru Bangkol? Jangan lupa rencanain perjalanan dengan nyaman. Pakai Lombok Permata – sewa mobil Lombok, supaya perjalanan aman, fleksibel, dan bisa fokus menikmati ziarah dan wisata rohani tanpa repot. Jalanan Lombok yang kadang menantang, hutan, bukit, sampai sawah terbentang, bakal lebih nyaman kalau naik mobil sewaan yang terpercaya.

Berziarah ke makam ini bukan sekadar wisata biasa. Ini tentang ketenangan batin, refleksi diri, dan pengalaman spiritual yang bikin hati flat tapi positif. Dan gw yakin, setiap orang yang datang bakal pulang dengan perspektif hidup lebih tenang, lebih sadar, dan… lebih chill.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *